Bongkar News

Ad Hominem Medsos Masyarakat Kabupaten Samosir






Foto : Edo Panjaitan Penghayat Marhaenisme, Jurnalis di TheIndonesiaTimes, Anggota Jurnalis proPerubahan, Wakil Sekjen Forum Jurnalis Batak (FORJUBA), Aktivis Sosial Kemanusiaan di Perkumpulan Demi Anak Generasi, Ketua Umum di Perkumpulan PRASATYA. 


Bongkar Merdeka. com | Jakarta, -


Tidak ada hal baru. Meski sudah mengawali Tahun 2023, tapi suasana hingar-bingar di grup beberapa whatsapp samosirToDay, Everlasting Samosir, dan grup medsos forum masyarakat Samosir lainnya itu masih tetap belum berubah seperti tahun sebelumnya. 

Edo Panjaitan, Penghayat Marhaenisme, Jurnalis di TheIndonesiaTimes, Anggota Jurnalis proPerubahan, Wakil Sekjen Forum Jurnalis Batak (FORJUBA), Aktivis Sosial Kemanusiaan di Perkumpulan Demi Anak Generasi, Ketua Umum di Perkumpulan PRASATYA , memberikan opininya kepada Redaksi, hari minggu, tgl (8/1/2023).

Ia melihat, situasi dan kondisi pada setiap perbincangan atau perdebatan yang muncul belakangan ini dengan ringkas dan jelas menggambarkan bahwa sudah terjadi ad hominem yang berlarut-larut di tengah dinamika masyarakat Samosir itu sendiri.  

Argumentum ad hominem atau bisa juga disingkat ad hominem adalah sebuah strategi retorikal, dimana seseorang menyerang karakter, motif, atau beberapa atribut dari orang yang membuat argumen ketimbang menyerang substansi dari argumen orang itu sendiri. 

Cara-cara demikian, termasuk juga menyerang kesalahan tulis, kesalahan istilah, atau kesalahan pemilihan kata dalam argumen seseorang. 

Penalaran ad hominem ini biasanya dipandang sebagai kesesatan logika atau suatu bentuk cacat logika, dimana lawan berdebat atau lawan berbicara selalu menyerang hal-hal di luar substansi daripada tujuan utama sebuah perdebatan maupun pembicaraan itu sendiri. 

Bahkan, dalam berdiskusi pun justru cenderung balik menyerang kepribadian seseorang yang meliputi gender, jenis kelamin, orientasi seksual, strata sosial dan lain semacamnya. Sehingga dalam berdiskusi itupun hanya mengedepankan perdebatan yang tidak rasional, tidak substansial, serta cenderung menjadi ajang perundungan, penghinaan, caci maki dan penghujatan luar biasa yang tak berkesudahan. 

Apakah di medsos (grup whatsapp) yang umumnya anggotanya itu adalah putra daerah Samosir sekarang ini dalam kondisi penalaran ad hominem yang demikian? Apakah kehidupan keagamaan, sosial kemasyarakatan, dan jiwa kebangsaan masyarakat Samosir yang seharusnya dijadikan teladan sekarang ini sudah dalam kondisi memudar? 

Tentu, sebuah keinginan untuk membangun Samosir tidak hanya membutuhkan dukungan modal SDM yang handal, modal kapital yang besar, dukungan kepercayaan dari masyarakat dan partai politik saja, tapi melainkan juga butuh modal besar sebuah perabadan yang berkelanjutan, agar tujuan berdiskusi untuk kemajuan pembangunan itu tidak sampai menyesatkan generasi muda Samosir yang mendatang. 

Secara garis besar di medsos, forum masyarakat Samosir ini telah banyak membicarakan masalah-masalah pembangunan, perekonomian, pendidikan, kesehatan, lingkungan hidup, serta pelayanan publik, sembari memastikan sejauhmana pekerjaan yang perlu dilaksanakan sebagai solusi dalam mengatasi masalah-masalah tersebut. 

Namun sayangnya, keinginan untuk membangun Samosir melalui topik yang dibahas hampir setiap harinya itu justru dilakukan dengan debat kusir berkepanjangan yang ditunjukkan dengan memalukan. 

Kenapa memalukan, karena, pertama; sudah kehilangan etika, sopan santun, dan tidak beradab dalam menyampaikan pendapat. 

Kedua, ngotot saling serang kepribadian seseorang dalam kepentingan membela pendapatnya sendiri atau pendapat (koleganya) yang lain. Bukan demi mencari dan menemukan kebenaran, tapi hanya membela kepentingan seseorang secara vulgar. 

Ketiga, sudah tidak tepat (sesat logika) dalam memberikan argumen, tapi masih ngotot merasa argumennya paling benar, bahkan tidak punya rasa malu dan tidak memohon maaf sedikit pun. 

Kita hanya perlu melakukan perenungan terhadap diri kita masing-masing, dan kembali menghirup nafas yang sedalam-dalamnya untuk bertanya pada diri kita sendiri; apakah dinamika sosial di daerah kita sekarang ini dalam kondisi ad hominem yang demikian, atau hanya emosional sesaat sajakah? 

Berkacalah pada diri kita sendiri secara masing-masing tanpa harus menunjuk hidung kepada seseorang dengan satu sama lainnya. 

Musuh kita bersama adalah para birokrat busuk, politisi pemburu rente, para globalis, para kapitalis, para oligarki, para korporetokrasi, yang mana kekuatan finansial mereka digunakan dalam pengaruhnya di daerah. Mereka membuat sistem yang membuat daerah sulit maju dan tidak berkembang. 

Musuh kita bersama bukan sesama putra daerah. Kalau kita sesama putra daerah berantem terus, maka daya dukung kearifan lokal dan adat istiadat daerah pasti akan melemah. Samosir hanya akan begitu-begitu saja, dan tidak akan punya kemajuan apa-apa. 

Jadi camkanlah baik-baik dari sekarang. Stoplah saling hujat menghujat dan menjelekkan pribadi seseorang dalam berdebat. Stoplah perdebatan yang kontra produktif dan menguras energi sesama putra daerah. Sudah saatnya seluruh komponen masyarakat Samosir berpikir negarawan dan berwawasan global. 

Semoga, keindahan alam semesta Samosir seturut terhadap perilaku kita yang sesuai dengan kearifan lokal dan kesatuan adat istiadat warisan leluhur kita, sehingga generasi muda Samosir selalu terjaga pada sebuah peradaban yang berkelanjutan sampai di hari-hari yang mendatang. Camkanlah baik-baik! 


Editor : Redaksi


Type and hit Enter to search

Close