Jakarta – Pemerintah melalui Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) terus melakukan berbagai upaya pengembangan sektor ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia dalam rangka pencapaian visi Indonesia sebagai “Pusat Ekonomi dan Keuangan Syariah Dunia”. Salah satu upaya yang dilakukan adalah meningkatkan pemahaman mengenai ekonomi dan keuangan syariah sehingga semakin diterima baik oleh masyarakat. Oleh karena itu, dibutuhkan peran serta berbagai pihak, khususnya generasi muda yang sangat strategis dalam meningkatkan literasi ekonomi dan keuangan syariah secara luas.
“Generasi muda harus mampu memasyarakatkan
pemahaman bahwa ekonomi dan keuangan Syariah adalah pilihan yang tidak saja
rasional, inklusif, dan berkeadilan tapi juga sesuai dengan prinsip-prinsip
Syariah,” ungkap Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin saat membuka acara
Temu Ilmiah Nasional (Temilnas) ke-20 Tahun 2021 Forum Silaturahim Studi
Ekonomi Islam (FoSSEI) melalui konferensi video dari kediaman resmi Wapres di
Jl. Diponegoro, Jakarta, Senin (26/07/2021).
Menurut Wapres, salah satu faktor fundamental
yang menentukan keberhasilan upaya pengembangan ekonomi dan keuangan syariah
adalah upaya peningkatan literasi masyarakat terhadap ekonomi dan keuangan
syariah.
“Semakin tinggi literasi ekonomi dan keuangan
syariah pada masyarakat maka akan semakin tinggi pula penggunaan barang dan
jasa yang halal dan sesuai syariah oleh masyarakat. Pada gilirannya hal ini
akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan keuangan syariah secara berkelanjutan,”
jelas Wapres.
Wapres menyampaikan bahwa berdasarkan survei
Bank Indonesia (BI) tahun 2020, indeks literasi ekonomi dan keuangan syariah
nasional masih sebesar 16,2 persen. Untuk itu, diperlukan kerja keras dalam
peningkatan literasi masyarakat baik melalui edukasi akademik maupun
sosialisasi, serta mengedepankan kolaborasi berbagai pihak dengan pemanfaatan
teknologi digital, khususnya di tengah situasi pandemi saat ini.
Dalam acara yang mengangkat tema “Peningkatan
Literasi Keuangan Syariah sebagai Upaya Akselerasi Dakwah Ekonomi Islam
Indonesia yang Inklusif” ini, Wapres mengungkapkan bahwa tren ekonomi syariah
di tengah pandemi justru menunjukkan kinerja yang cukup baik.
“Dari Laporan Ekonomi dan Keuangan Syariah
Indonesia 2020 oleh BI, diketahui bahwa jika diwakili sektor prioritas
pengembangan ekosistem halal value chain (pertanian, makanan
halal, fesyen muslim dan pariwisata ramah muslim), kontraksi ekonomi syariah
Indonesia pada 2020 mencapai -1,72% (year on year), tidak sedalam yang
dialami ekonomi nasional yang mencapai -2,07%”.
“Laporan Islamic Finance Country
Index (IFCI) Tahun 2020 juga menyebutkan bahwa dari 42 negara yang
disurvei terkait keuangan syariah, Indonesia menempati posisi ke-2 dengan skor
82,01 setelah Malaysia,” jelas Wapres.
Dalam kesempatan yang sama, Wapres
menyampaikan optimismenya terhadap FoSSEI untuk dapat berkontribusi lebih besar
lagi terhadap pengembangan ekonomi dan keuangan syariah, khususnya dengan
potensi sebagai wadah berhimpunnya 247 Kelompok Studi Ekonomi Islam di 14 regional,
dengan kurang lebih 20.000 kader yang tersebar di sektor industri,
pemerintahan, maupun filantropi.
“FoSSEI diharapkan dapat menjadi jembatan
bagi dunia akademisi dengan praktisi ekonomi dan keuangan syariah melalui
berbagai program kerja dalam menggerakkan potensi besar generasi muda, baik
sebagai target pasar maupun sebagai pelaku sektor ekonomi dan keuangan syariah
di Indonesia,” imbuhnya.
Menutup sambutannya, Wapres menyampaikan
apresiasi atas terselenggaranya acara tersebut serta berharap momentum ini
dapat dimanfaatkan berbagai pihak untuk saling bertukar ilmu dan tentunya
menghasilkan gagasan baru dalam percepatan pengembangan ekonomi dan keuangan
syariah di tanah air.
“Saya harapkan kegiatan beserta hasilnya
dapat disebarluaskan, menjadi sarana diseminasi informasi kepada masyarakat
luas guna mendukung peningkatan literasi dan edukasi ekonomi dan keuangan
syariah di Indonesia,” pungkasnya.
Sebelumnya, Presidium Nasional FoSSEI, Eko
Kurniawan menyampaikan bahwa kegiatan yang meliputi berbagai rangkaian
kompetisi ilmiah ini diselenggarakan dengan harapan tidak hanya untuk saling
berkompetisi antar peserta, namun dapat melahirkan ide dan gagasan baru dalam
peningkatan literasi ekonomi dan keuangan syariah di Indoensia,
“Melalui kegiatan ini kami tidak hanya
berkompetisi satu sama lain, namun saling berbagi ide dan diskusi untuk
selanjutnya terkait dengan ekonomi syariah. Kami harap acara ini menghasilkan
rekomendasi yang akan berguna tidak hanya bagi pemangku kepentingan, namun bagi
masyarakat sebagai upaya meningkatkan literasi ekonomi dan keuangan syariah,”
ujarnya.
Acara ini dihadiri pula oleh Rektor
Universitas Diponegoro (UNDIP) Yos Johan Utama dan Dekan Fakultas Ekonomika dan
Bisnis UNDIP Suharnomo. Sementara Wapres didampingi oleh Kepala Sekretariat
Wakil Presiden Mohamad Oemar, Staf Khusus Wapres, Masduki Baidlowi dan Bambang
Widianto.
Sumber : Kominfo