Bongkar News

Ini Gagasan dan Ide Forum Jurnalis Batak di Tahun 2023






Bongkar Merdeka.com | Jakarta, -


Forum Jurnalis Batak (FORJUBA) menggelar pertemuan pertama di awal tahun 2023. Bertempat di sekretariat Gedung Sopo Marpingkir, Lantai 2, pada Selasa, tgl,(10 Januari 2023). 

Pertemuan yang dibuat santai bentuk kongkow-kongkow namun serius ini dihadiri pengurus dan penasehat. Selesai acara makan siang, semacam refleksi disampaikan Jansen Sinamo. Motivator yang juga pendiri majalah TATAP ini memberi refleksi, tepatnya pemantik diskusi. Dalam refleksinya mengarahkan agar FORJUBA menghasilkan konten-konten kreatif. “Ke depan bagaimana FORJUBA menghadirkan konten yang kreatif,” ujar guru Etos Indonesia ini.


Dia menambahkan, sebagai jurnalis para jurnalis Batak perlu membangun perkawanan, pintu masuknya penulisan, konten jurnalis. “FORJUBA harus membangun perkawanan, dengan modal kemampuan tulis-menulis jurnalisme, yang nanti diorganisir pengurus dalam membangun perkawanan dengan tokoh Batak di legislatif dan yudikatif, yang kemudian dari pertemanan jurnalis ini bisa membangun brand Batak.”


Jansen juga menyebut, secara misi kita Batak memperkuat dan mendukung supaya terlaksana kerinduan-kerinduan yang diungkapkan para penasihat. "Artinya, menjadi Batak itu sudah menjadi kebanggaan. Batak salah satu suku bangsa besar di Indonesia. Menjadi Batak itu sudah merupakan kehormatan di tengah-tengah masyarakat. Etos kerjanya bukan main," ujarnya.


Semacam keyakian diri, jiwa keperintisan dan daya tahan Batak itu sudah teruji. Dia mencontohkan di jalan Trans Sumatera, Riau terus ke Jambi, Sumatera, Lampung hingga Banten, bahwa orang Batak menjadi perintis penambal ban di jalur ini.


Selain itu, dia juga sarankan ke depan FORJUBA juga harus mengkader para calon-calon jurnalis. Karena itu, kepada pengurus inti, Ketua Umum, Jamida Pasaribu, Sekretaris Umum Hotman J. Lumban Gaol alias Hojot Marluga dan Bendahara Umum, St. Rifal Marbun diminta untuk memikirkan ini ke depan. “Bagaimana FORJUBA memulai pelatihan jurnalis.” 


Meresponi diskursus yang disampaikan Jansen Sinamo, Ketua Umum FORJUBA, Jamida Pasaribu, di tahun politik 2023 dan 2024 juga akan hadir memberi pencerahan politik lewat media atau pers kepada masyarakat Batak. FORJUBA mesti mempersiapkan diri.


Selain pengurus, penasihat yang hadir, yakni Ch. Robin Simanullang, Nikolas Sinar Naibaho, dan Jonro I Munthe. Selesai diskusi doa dilayangkan Rifal Banjarnahor.


Dalam diskusi, ide dan gagasan juga muncul dari Edwar Batubara. Dia menyampaikan gagasannya bagaimana organsiasi FORJUBA ini memberi profit sharing. “Media hidup dari tiras dan iklan. Tetapi sekarang bagaimana mencari sponsor,” ujarnya. Karena itu dia mengusulkan agar FORJUBA perlu program kerja tahunan dan dibuat nomenklatur.


Lebih mendalam dan tegas usul dari penasihat, Ketua Dewan Penasihat Forum Jurnalis Batak (FORJUBA), mengusulkan agar pertemuan kali ini jangan hanya lagi wancana, harus ada media FORJUBA. “FORJUBA perlu memiliki corong bersuara, memiliki media. Media diterbitkan dengan pendekatan profesionalisme. Kita masing-masing punya pengalaman, dengan cara variasi yang berbeda-beda menerbitkan media," jelasnya.


Selain kekuatan personal, dia juga sarankan mengutamakan profesional, karya jurnalis yang ditonjolkan. "Bagaimana profesional itu yang saya praktekkan selama saya memimpin tokoh Indonesia. Saya mengutamakan personal profesional," ujar pendiri website Tokoh Indonesia ini.


Tentu menjadi pertanyaan bagaimana media cetak FORJUBA bisa bertahan jika kelak ada. Lagi-lagi penulis buku bertajuk "HITA BATAK A Cultural Strategy" buku paling komprehensif tentang Batak dari sudut pandang strategi kebudayaan. Terdiri dari 3 Jilid besar dengan total 2.688 halaman, memberi kiat.


“Media segmented bisa eksis dengan menjual produk penerbitan. "Penerbitan dan produknya itu dua jenis, iklannya dan barangnya itu sendiri. Kalau salah satu ini tidak ada, sulit untuk eksis. Saya nggak mau sistem berkala, modal besar, kalau itu seperti membuang garam ke laut," jelasnya.


Tentu, nasihatnya, agar media segmed bisa eksis terbit, pengurusnya harus disiplin mengelola dan menggarapnya menjadi produk jurnalis yang berkualitas, karena membuat penerbitan itu eksis tentang kemampuan profesionalisme kita," sebutnya lagi.

"Media diterbitkan dengan pendekatan profesionalisme. Kita masing-masing punya pengalaman, dengan cara variasi yang berbeda-beda," jelasnya lagi.


Selain kekuatan personal, dia juga sarankan mengutamakan profesional, karya jurnalis yang ditonjolkan. "Bagaimana profesional itu yang saya praktekkan selama saya memimpin tokoh Indonesia. Saya mengutamakan personal profesional," tambahnya.


Sementara Jonro I Munthe menyampaikan, kita boleh tetap berdiskusi tetapi yang terutama adalah; kerja, kalaborasi dan bersahabat dengan berbagai orang. Selain itu dia sampaikan untuk selalu pakai SWOT untuk FORJUBA memiliki terobosan. Analisis SWOT sendiri soal penggunaan media promosi dalam pemasaran. (SWOT singkatan Strengths, Weaknesses, Opportunities dan Threats. 

Baginya, analisis SWOT masih efektif untuk diterapkan dalam membangun bisnis. Selain itu, dia ingatkan media sosial diefektifkan, memudahkan promosi dan interaksi, dengan pelanggan dan narasumber. Dalam pertemuan itu ditetapkan Ketua Bidang Organisasi dan Usaha Edward Batubara dan Ketua Bidang Media, Asdon Hutajulu . 

Penulis :   SK / Vid
Editor    :   Redaksi

Type and hit Enter to search

Close